Posted by : Unknown Saturday, March 2, 2013


Rafting 'Arung Jeram' tergolong cukup popular ditanah air kita, diarena-arena bertaraf internasional macam SEA GAMES, dayung merupakan tambang emas bagi atlit-atlit kita dalam merebut medali. Tetapi olahraga Rafting  'Arung Jeram'  ini tidak hanya digemari oleh mereka yang benar-benar atlit. Anak-anak muda yang menyebut dirinya pecinta alam pun suka aktivitas ini. Dan mulai melibatkannya dalam aktivitas outdoor mereka. Bahkan sejak awal decade 70-an

Sebenarnya urusan dayung mendayung ini kalau dilihat dari media dimana aktivitas ini dilakukan digolongkan menjadi dua yaitu :
  1. Rafting  'Arung Jeram'   di air tenang (flat atau slack water)
  2. Rafting  'Arung Jeram'   Arus Deras (wild atau white water)



Kedua Golongan Arum Jerang (Dayung) memilki keunikan sendiri-sendiri. Akan tetapi kedua memiliki dasar-dasar teknik yang sama dalam mendayung.
  1. Rafting  'Arung Jeram'  Arus Tenang
    Berbicara dalam konteks Arum Jerang (Dayung) Arus Tenang tidak dapat terhindarkan untuk membicarakannya dalam term kompetisi. Kompetisi yang dilakukan diarus tenang secara umum dikategorikan dalam tiga nomer yaitu :
    • Kano
    • Rowing
    • Tradisional
    Masing-masing kategori memiliki spesialisasi sendiri-sendiri
    • Kano, Menurut jenis perahu yang dipergunakan, kano dibagi dalam dua kategori yaitu : Racing dan Touring Norner yang sering dipertandingkan dalam olah raga kano ini antara.lain
    −    Kayak 1(K1) 500m dan 1000m

    −    Kayak 2 (K2) 500m dan 1000m

    −    Kayak 4 (K4) 500m dan 1000m

    −    Canadian Cano 1 (C1) 500m dan 1000m

    −    Canadian Cano 2 (C2)500m dan 1000m
    • Rowing, Nomer Rowing semua menempuh jarak 2000m. Nomer rowing yang paling bergengsi adalah Single Scull dan Double Scull
    • Tradisional , Nomer ini merupakan warisan bangsa yang dilestarikan hingga kini. Misalkan pertandingan tradisional di sungai Musi, Perahu Naga di Hongkong, S-11 dl.
  2. Rafting  'Arung Jeram'  Arus Deras
Di Indonesia istilah yang baku untuk kegiatan alam bebas Rafting  'Arung Jeram'  ArusDeras ini belum ada (belum ada keseragaman bahasa). Wanadri menyebutnya ORAD (Olahraga Arus Deras), Anak Mapala UI menyebutnya ORAJ (Olahraga Arung Jeram), sedangkan anak ARANYACALA Trisakti menyebut dengan terminologi Arus Sungai. Ketidak seragaman ini bisa memiliki konotasi yang berbeda-beda. Tapi sejauh ini memang belum pernah ada upaya penyeragaman.
Orang-orang daratan Eropa dan Amerika secara umum menyebut kegiatan ini White Water Sport, atau juga sering dipergunakan istilah Terminologi White Watering. Di Amerika olahraga ini sudah dilakukan sejak abad 19. Sebagai contoh pengarungan sungai Colorado yang pertama dilakukan oleh Mayor John Wesly Powel tahun 1869. Ia menempuh jarak 250 mil melintasi gugusan tebing-tebing raksasa yang bercadas kritis, yang kemudian diberi nama Green Canyon. Powel melakukanya dengan perahu kecil yang tersusun atas papan kayu.
Di manca negara kegiatan ini sudah lahir sebelum negeri kita merdeka. Jauh sebelumnya sekitar satu abad. Tentu saja jika dibandingkan dengan pusat kegiatan penuh tantangan ini, Eropa dengan Amerika perkembangan arung jeram di tanah air masih seumur jagung, sebab olah raga ini baru dilirik orang sekitar awal decade 70-an. Tidak terelakkan lagi, dua kubu pergerakannya adalah Wanadri dan Mapala UI. Meskipun sejarah perkembangannya tidak terpaut jauh dengan sejarah pendakian Gunung Es atau Gunung Salju, namun prestasi yang berhasil diraih anak-anak Indonesia masih dalam biasa-biasa saja. Ini terbukti dari produktivitas yang teramat rendah dari para kelompok yang suka berpetualang di alam bebas dalam mengarungi sungai-sungai yang masih perawan, yang berjumlah ratusan bahkan ribuan di Tanah Air kita
Sejauh ini Olahraga Rafting  'Arung Jeram'  di indonesia baru beberapa sungai yang popular antara lain: Sungai Progo, Serayu, Cimanuk, Cisadane, Citanduy, Cimandiri, Citatih, Alas, Tripa dll. Itu dilakukan dalam masa dua dekade. Sungguh produktivitas yang amat rendah. Diakui atau tidak. Sebenarnya latar belakangnyapun sangat kompleks, sehingga rasanya tidak fair jika tudingan diatas terlalu ditonjolkan. Hal ini menjadi bahan diskusi yang menarik yang tidak habis diperbincangkan dalam satu atau dua hari. Secara sangat subyektif, prestasi diatas termasuk membanggakan, terutama untuk Palapsi UGM. Progo, Serayu, Tripa, Bogowonto, Elo, Carama, Mamasa, Padegolan, dibuka dan dipelopori oleh Palapsi. Sedangkan yang lain dibuka oleh Mapala UI dan Wanadri. Sedangkan sungai yang lain: Alasa dan Saddang dibuka oleh kelompok arung jeram paling handal dari negeri Paman Sam, Sobek Expedision Inc. Secara obyektif, Palapsi memberi kontribusi yang berarti dalam mengukir perkembangan kegiatan ini di Tanah Air.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments



POSTINGAN TERBARU

Copyright © Berbagi Informasi - Murian - Powered by Blogger - Designed by Murian