Posted by :
Unknown
Monday, March 25, 2013
Apakah seorang pendaki ketinggian ekstrim ( high altitude climber ) harus seorang yang dibesarkan di dataran tinggi? Ataupun peranakan orang gunung? Jawabanya tidak. Ed Viesturs membuktikannya. Dibesarkan di Rockland, Illinois, yang alamnya berupa dataran, dimana satu - satunya struktur yang tinggi adalah menara air. Dilahirkan th 1959, dari seorang ayah imigran asal Latvia dan ibu imigran asal Jerman.
Viesturs, mulai tertarik dunia petualangan semenjak SMA. Keinginan mendakinya tumbuh setelah membaca buku Annapurna, kisah petualangan Maurice Herzog's , seorang pendaki legendaris dari Perancis. Viesturs yang saat itu berumur 15 th meminjam buku tersebut dari perpustakaan sekolah.
Kekagumannya bukan kepada kisah tragis Herzog's yang hampir mati dan mengalami amputasi. Tetapi kepada bagaimana seseorang bisa merumuskan tujuan dan tak mengenal putus asa untuk mencapai tujuannya itu.
Petualangan sesungguhnya dimulai setelah Viesturs melanjutkan sekolahnya di Universitas Washington di Seattle, jurusan Kedokteran Hewan, th 1977. Dari jendela kamar asrama mahasiswanya dapat dilihat langsung Gunung Rainier ( 4392m ).
Maka hampir setiap akhir pekan tak peduli cuaca hujan atau cerah, Viesturs muda menyandang rangsel menghabiskan waktunya disana. Terkadang dengan menumpang mobil yang lewat. Selanjutnya dia menjadi seorang guide di Rainer Mountaineering Inc terutama saat liburan musim panas.
Setelah lulus sebagai seorang dokter hewan, th 1987, Viesturs sempat bekerja di sebuah klinik hewan milik temannya. Temannya memberikan keleluasaan untuk bekerja dan mengambil cuti untuk kegiatan mendakinya. Tetapi karena terlalu sering membolos kerja, dia dipaksa memilih :bekerja atau mendaki. Pilihanya adalah mendaki.
Ed Viesturss adalah pendaki nomor satu di Amerika. Di majalah National Geographic Adventure dia dinobatkan sebagai Penjelajah Tahun Ini ( Adventurer of The Year 2005 ).
Pada tanggal 12 Mei 2005, Viesturs mencapai puncak prestasinya, mencapai puncak Annapurna ( 8091m ) tanpa oksigen ataupun porter. Puncak prestasinya bukannya mendaki Everest ( 8850m ), gunung tertinggi di dunia, tetapi dia telah menyelesaikan pendakian seluruh gunung berketinggian lebih dari 8000m.Yang berjumlah 14 buah.
Everest sendiri telah berhasil didaki pada tahun 1989. Bahkan Viesturs telah mendakinya 6 kali ( 3 kali tanpa tabung oksigen, dan menjadi pendaki kedua ( non sherpa ) tersering mendaki Everest setelah Pete Athans ). Dia menjadi pendaki ke 12, yang telah berhasil mendaki keseluruhan gunung 8000+ m. Dan menjadi pendaki ke 5 yang melakukannya tanpa bantuan tabung oksigen.
Pendaki yang konservatif
Viesturs, dikenal sebagai seorang yang penuh perhitungan dalam setiap pendakiannya, atau sering disebut pendaki konservatif. Dia tak segan untuk menghentikan pendakian dan memilih berbalik arah, jika dia rasakan resiko jiwa mengancam.
Baginya pendakian adalah bukan untuk orang lain, bukan untuk dikagumi orang dan bukan untuk membuktikan apapun ke orang lain, tetapi pendakian adalah untuk dirinya. Sehingga kembali dalam keadaan selamat lebih penting dari apapun.
Saat mencapai base camp nya, dia tidak peduli dianggap gagal dalam mendaki,. "Saya ingin menunjukan ke semua orang bahwa mendaki bukanlah mencari kematian, kamu dapat hidup untuk membicarakan pendakiannmu. Jika kita menjauhi hal tersebut ( kematian ), kita akan bisa meninggalkan ketidakpastian dari gunung itu sendiri. Saya ingin merubah ( kegiatan pendakian gunung ) menjadi sesuatu yang positif."
Tercatat dia gagal mendaki Gunung Everest dua kali, tahun 1987 dan 1993, pertama kali gunung ini berhasil dia daki pada tahun 1990. Tahun 2001 gagal mendaki Nanga Parbat, kembali mencoba pada tahun 2003, dan berhasil. Tahun 2000 dan 2002, gagal mendakiAnnapurna. Dan baru berhasil di tahun 2005. Kegagalan pada pendakian - pendakiannya akibat cuaca yang buruk di atas gunung.
Saat ini dia sangat puas dengan apa yang berhasil dicapainya, yaitu mendaki keseluruhan puncak, tanpa ada bagian tubuh yang teramputasi ( karena pembekuan ), dan tidak ada anggota timnya yang meninggal.
Viesturs, mulai tertarik dunia petualangan semenjak SMA. Keinginan mendakinya tumbuh setelah membaca buku Annapurna, kisah petualangan Maurice Herzog's , seorang pendaki legendaris dari Perancis. Viesturs yang saat itu berumur 15 th meminjam buku tersebut dari perpustakaan sekolah.
Kekagumannya bukan kepada kisah tragis Herzog's yang hampir mati dan mengalami amputasi. Tetapi kepada bagaimana seseorang bisa merumuskan tujuan dan tak mengenal putus asa untuk mencapai tujuannya itu.
Petualangan sesungguhnya dimulai setelah Viesturs melanjutkan sekolahnya di Universitas Washington di Seattle, jurusan Kedokteran Hewan, th 1977. Dari jendela kamar asrama mahasiswanya dapat dilihat langsung Gunung Rainier ( 4392m ).
Maka hampir setiap akhir pekan tak peduli cuaca hujan atau cerah, Viesturs muda menyandang rangsel menghabiskan waktunya disana. Terkadang dengan menumpang mobil yang lewat. Selanjutnya dia menjadi seorang guide di Rainer Mountaineering Inc terutama saat liburan musim panas.
Setelah lulus sebagai seorang dokter hewan, th 1987, Viesturs sempat bekerja di sebuah klinik hewan milik temannya. Temannya memberikan keleluasaan untuk bekerja dan mengambil cuti untuk kegiatan mendakinya. Tetapi karena terlalu sering membolos kerja, dia dipaksa memilih :bekerja atau mendaki. Pilihanya adalah mendaki.
Ed Viesturss adalah pendaki nomor satu di Amerika. Di majalah National Geographic Adventure dia dinobatkan sebagai Penjelajah Tahun Ini ( Adventurer of The Year 2005 ).
Pada tanggal 12 Mei 2005, Viesturs mencapai puncak prestasinya, mencapai puncak Annapurna ( 8091m ) tanpa oksigen ataupun porter. Puncak prestasinya bukannya mendaki Everest ( 8850m ), gunung tertinggi di dunia, tetapi dia telah menyelesaikan pendakian seluruh gunung berketinggian lebih dari 8000m.Yang berjumlah 14 buah.
Everest sendiri telah berhasil didaki pada tahun 1989. Bahkan Viesturs telah mendakinya 6 kali ( 3 kali tanpa tabung oksigen, dan menjadi pendaki kedua ( non sherpa ) tersering mendaki Everest setelah Pete Athans ). Dia menjadi pendaki ke 12, yang telah berhasil mendaki keseluruhan gunung 8000+ m. Dan menjadi pendaki ke 5 yang melakukannya tanpa bantuan tabung oksigen.
Pendaki yang konservatif
Viesturs, dikenal sebagai seorang yang penuh perhitungan dalam setiap pendakiannya, atau sering disebut pendaki konservatif. Dia tak segan untuk menghentikan pendakian dan memilih berbalik arah, jika dia rasakan resiko jiwa mengancam.
Baginya pendakian adalah bukan untuk orang lain, bukan untuk dikagumi orang dan bukan untuk membuktikan apapun ke orang lain, tetapi pendakian adalah untuk dirinya. Sehingga kembali dalam keadaan selamat lebih penting dari apapun.
Saat mencapai base camp nya, dia tidak peduli dianggap gagal dalam mendaki,. "Saya ingin menunjukan ke semua orang bahwa mendaki bukanlah mencari kematian, kamu dapat hidup untuk membicarakan pendakiannmu. Jika kita menjauhi hal tersebut ( kematian ), kita akan bisa meninggalkan ketidakpastian dari gunung itu sendiri. Saya ingin merubah ( kegiatan pendakian gunung ) menjadi sesuatu yang positif."
Tercatat dia gagal mendaki Gunung Everest dua kali, tahun 1987 dan 1993, pertama kali gunung ini berhasil dia daki pada tahun 1990. Tahun 2001 gagal mendaki Nanga Parbat, kembali mencoba pada tahun 2003, dan berhasil. Tahun 2000 dan 2002, gagal mendakiAnnapurna. Dan baru berhasil di tahun 2005. Kegagalan pada pendakian - pendakiannya akibat cuaca yang buruk di atas gunung.
Saat ini dia sangat puas dengan apa yang berhasil dicapainya, yaitu mendaki keseluruhan puncak, tanpa ada bagian tubuh yang teramputasi ( karena pembekuan ), dan tidak ada anggota timnya yang meninggal.